Aneka Papan

Lastest Revision: Saturday. Jun 2nd, 2018.
Original Source: https://papan.trendku.co.id/

Disclaimer:


  • Warna produk yang tertera di website ini bisa saja berbeda dengan kondisi fisik aslinya karena efek pemotretan, layar monitor, pencahayaan, dsb.
  • Klik pada gambar untuk memperjelas gambar(zoom) yang hendak di lihat.
  • Tidak semua produk tersedia jadi pastikan hubungi layanan pelanggan kami jika anda ada tertarik pada salah satu produk kami.


Papan yang kami jual sbb:




Informasi selengkapnya tentang papan yang kami jual silakan klik tulisan di atas sesuai kategori yang hendak ingin di cari tahu.

Untuk papan kayu seperti tripleks, plywood, fancy board blokboard kami punya sekelas BB untuk sebagian besar produk dan kelas CC utk sebagian kecil produk kami.

Jadi pastikan barang yang anda beli memiliki kelas yang baik sebab banyak sekali di pasaran kelas kayunya cendrung CC daripada BBnya sehingga harga barangnya cenderung lebih ekonomis tapi berakibat kepuasan anda tidak tercapai. Selain itu kami juga menawarkan papan kayu dengan jenis kayu terbaik saat ini di pasar Indonesia.


Info Level Kualitas Papan Kayu Dalam Bahasa Inggris


Indonesian/Malaysian Grade Rules
FD Grade Free-Of-Defect, very similar characteristics to an ANSI/HPVA “A” Grade.
BB Grade Smooth, tight cut, full length veneer. Natural characteristics of the wood such as pin knots, sound burls, color streaks and spots are allowed. Dead knots, stain and mineral streaks, decay, open splits, rough cut, torn grain, symmetrical patches are not allowed.
CC Grade Natural characteristics of the wood are allowed. However, in comparison to the “BB Grade” the following characteristics ARE permitted: Color, dead knots and rough cut (if well puttied), and hairline splits (max. 6″).
OVL Grade Overlay and Better Grade. In addition to BB and CC grade, OVL may contain dead knots and knot holes (if well puttied), stain and mineral streak, hairline split (max. 12″), rough cut and torn grain.
Industrial Allows open defects such as splits and gaps at the veneer joint as well as all the natural characteristics of the wood species.
NOTE: The BB and CC grades are usually combined and marketed as a BB/CC panel.


Picture Glossary
Pin knots
Color Streaks
Dead Knots
Decay
Mineral Streak
Open Split
Rough Cut
Torn Grain



Jenis-jenis kayu yang ada di pasar:


  • Jati: Siapa orang Indonesia yang tidak pernah mendengar nama Kayu Jati? Kayu yang memiliki predikat kayu kuat ini sering kali menjadi patokan bahan kayu yang berkualitas bagi banyak orang. Kayu yang memiliki warna umum coklat ini memiliki urat bewarna coklat gelap yang berjarak antara satu dengan yang lainnya sedikit jarang. Kayu Jati sebenarnya dibawa ke Indonesia sekitar tahun 1800 oleh Belanda ke Indonesia dan tumbuh subur di beberapa daerah panas di pulau Jawa, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Kayu Jati yang berkualitas tinggi biasanya di supply oleh daerah yang memiliki temperatur panas dan tanah yang berkapur seperti di Jawa Tengah.

    Kayu Jati terkenal akan kekuatan dan kepadatannya, yang mempengaruhi durabilitas kayu ini. Minyak didalam Kayu Jati dianggap membuatnya menjadi lebih tahan rayap, dan pori-pori nya yang kecil menyebabkan kayu ini dapat di finishing sangat halus. Kepadatan Kayu Jati membuatnya menjadi kayu favorit untuk dibuat ukiran.

    Kayu jati memiliki kekerasan antara 630-720 Kgs/M3.

    Kayu Jati saat ini juga sering diburu bekas-nya untuk menghasilkan produk berkesan rustic, dan dengan berbagai karakter yang disebutkan tadi Kayu Jati sangat cocok untuk di jadikan furniture berkelas dan bahan bahan ukiran.
  • Meranti: Kayu Meranti atau sering juga disebut Kayu Kalimantan merupakan kayu yang sering dipergunakan untuk membuat kusen, furniture dan panel. Mendapat julukan Kayu Kalimantan karna meskipun dapat tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai negara tropis, Kayu Meranti tumbuh paling baik di daerah Kalimantan. Batang Kayu Meranti dapat tumbuh hingga 70 meter dengan diameter bisa mencapai 4 meter lebih. Kayu Meranti yang bahasa latinnya Mahoni Philipina sering kita temui berwarna coklat kemerahan dan tanpa urat (grain), dijual di toko material sebagai papan atau kaso.

    Kayu Meranti memiliki tingkat kekerasan antara 580-770 Kgs/M3.

    Berdasarkan karakteristik dari Kayu Meranti, Kayu ini lebih cocok digunakan untuk bahan bangunan atau furniture yang finishingnya menggunakan cat.
  • Merbau: Kayu yang berasal dari Maluku dan Papua ini merupakan jenis kayu keras dan memiliki julukan sebagai Kayu Besi. Kayu Merbau telah menjadi primadona lokal dan eksport sejak lama karna kualitasnya yang superior. Kayu Merbau berwarna coklat abu gelap atau merah coklat gelap dengan arah serat yang hampir lurus. Kayu ini dapat tumbuh menjulang hingga 50 meter dengan diameter hingga 2 meter. Karna kekerasan dan durabilitasnya, Kayu Merbau banyak dijadikan sebagai parkit untuk lantai, tiang bangunan, bak truk hingga digunakan sebagai bahan konstruksi jembatan. Saat ini harga Kayu Merbau cukup bersaing dengan harga Kayu Jati.

    Daya tahan Kayu Merbau yang tinggi juga dapat diaplikasikan sebagai material konstruksi laut. Dalam pengolahannya, Merbau tidak sulit untuk dipotong dan di finishing, tapi cukup sulit untuk dibubut dan di paku karna meskipun keras memiliki sifat getas karna serat-seratnya yang pendek.

    Dengan karakteristiknya tersebut, Kayu Merbau dapat dijadikan andalan sebagai bahan bangunan dan konstruksi.
  • Albasia: Kayu Sengon atau Albasia merupakan kayu khas daerah tropis dan dapat dengan mudah ditemui diberbagai toko material dalam bentuk kaso atau papan. Kayu Albasia termasuk kayu yang lunak dan sulit untuk langsung di finishing, karakternya yang berbulu dan berpori-pori besar dan mudah patah membuat Kayu ini tidak dapat langsung dijadikan material pembuat produk. Meskipun demikian permintaan Albasia yang meningkat dari tahun ketahun memberikan bukti bahwa penggunaan dan manfaat yang disadari produsen atas kayu ini juga semakin luas. Kenyataannya kayu yang mudah untuk di oleh ini dipergunakan sebagai bahan utama pembuatan kayu olahan seperti triplex dan blockboard, stick ice cream, pensil, korek api hingga bahan baku untuk kertas.

    Papan dan balok Kayu Albasia sering kita temukan menjadi material bangunan penyangga dan sementara, digunakan untuk packing pada shipping atau pallet untuk barang. Warna nya putih kotor bercampur coklat tampa urat, berpori-pori besar dan lunak.
  • Kamper: Dahulu kala penggunaan getah beberapa jenis Kayu Kamper menjadi kapur barus merupakan kegiatan bisnis primadona yang membuat Sumatera menjadi terkenal. Penggunaan kapur barus dapat ditemui pada buku History of Sumatera (1783) yang ditulis oleh William Marsden, Kimiya’Al-‘Ltr (Abad ke-9) yang ditulis oleh Al-Kindi dan Actius dari Amida (502-578) serta berbagai tulisan lainnya yang mempropagandakan penggunakan kamper/kapur barus, bahkan disebutkan pula bahwa pada abad ke 2 masehi terdapat bandar dagang yang terkenal menjual kapur barus bernama Barosai. Kini penggunaan kapur barus semakin meluas dan dibuat pula sintetisnya dengan terpentin. Selain wangi, kapur barus juga dipergunakan untuk mengawetkan mayat dan tidak disukai oleh hama. Demikian pula kayu kamper, kayu ini termasuk kayu yang tahan hama sehingga banyak diminati banyak orang.

    Kayu Kamper berwarna coklat muda hingga coklat kemerahan dan hampir mirip dengan Kayu Mahoni. Kayu Kamper termasuk Kayu berkelas awet II, III dengan kelas kuat I dan II, Meskipun Kamper dapat ditemui diberbagai daerah, Kayu Kamper yang berasal dari Samarinda terkenal halus dibandingkan dengan daerah yang lain. Selain Kamper Samarinda, dipasaran dikenal juga Kamper Singkil, Kamper Kapur dan Kamper Banjar.
  • Sungkai: Kayu berwarna terang ini merupakan material Kayu yang sering digunakan oleh pengrajin untuk membuat furniture indoor. Kayu Sungkai juga diolah oleh industri menjadi veneer yang warna dan coraknya banyak diminati oleh pasar. Dengan corak Kayu perpaduan antri warna kuning, coklat muda dan kuning setelah kuning, Kayu Sungkai dapat mempertegas kesan segar dan compact pada furniture indoor.

    Dipasaran harga Kayu Sungkai jelasnya lebih murah di bandingkan harga Kayu Jati atau Sonokeling, oleh karna itu pemakaiannya juga lebih luas dibandingkan Kayu Jati, Sonokeling atau Ulin yang kelasnya lebih tinggi. Dari segi kualitas, meskipun coraknya cukup menawan, kayu ini hanya termasuk kayu Kelas Kuat II dan III dan Kelas Awet II dan III juga. Massa jenis dan bobot Kayu Sungkai apalagi jika telah melalui proses Kiln atau pengeringan akan lebih berat sedikit di bandingkan Kayu Pinus, Oleh karna itu, penggunaannya disarankan bukan untuk keperluan outdoor kecuali dengan treatment khusus.
  • Mahoni: Butuh kayu untuk di bengkok-kan (bend) dan mampu bertahan lama dalam bentuk tertentu serta sangat baik difinishing duco atau alami maka Kayu Mahoni merupakan kayu yang tepat. Baik secara vertikal maupun secara horizontal Kayu Mahoni cukup baik dalam uji tekan sehingga dapat diaplikasikan penggergajian dari berbagai arah dengan baik. Karna kayu ini lebih lunak dibandingkan Kayu Jati, Kayu ini cukup mudah untuk di ukir dan dibentuk sesuai keinginan.

    Kayu Mahoni cukup tahan terhadap serangan hama kayu, dan ketika di proses seperti pemotongan atau dipaku tidak mudah retak, dan cukup mudah untuk diampelas. Kayu ini tahan terhadap keretakan saat di steam pada proses pembengkokan. Kayu Mahoni memiliki ciri fisik berwarna merah pada bagian dalamnya, berpori-pori kecil dan plain (coraknya tidak terlalu kelihatan).

    Pohon Kayu Mahoni dapat dipanen pada umur 7 hingga 15 tahun, dan dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Penggunaan Kayu Mahoni cukup luas karna kekuatan dan ketersediaanya yang cukup banyak sehingga banyak digunakan didunia konstruksi dan pertukangan. Pohon Kayu Mahoni dapat tumbuh hingga berdiameter 125cm dengan tinggi 35-45 m. Pohon ini sering ditanam dipinggir jalan karna ditengari dapat mengurangi polusi udara hingga 69% dan membantu penangkapan air serta berdaun lebat sehingga menjadi peneduh dipinggir jalan.


Chinese Grade Rules
B/C or B/2 Grade Fairly uniform in color with slight contrasts allowed. Small conspicuous burls and pin knots allowed with a minimum number of scattered sound or repaired knots. Both faces are typically sanded smooth.The “C” back grade is typically more on the C minus to D plus grade or compatible to a #1 and #2 mix back grade on ANSI/HPVA standards.
C/D or C/2 Grade A larger color contrast is allowed. There are a unlimited number of conspicuous burls and pin knots and greater quantity of scattered sound and repaired knots allowed. “Blended Repaired” is allowed whereby splits in the veneer will be repaired with color matched putty. The “D” back grade is typically more on the D minus grade or compatible to a #2 and #3 mix back grade on ANSI/HPVA standards.
CC Grade Karakteristik alami kayu diperbolehkan. Namun, jika dibandingkan dengan "BB Grade", karakteristik berikut diizinkan: Warna, simpul mati dan potongan kasar (jika disedot dengan baik), dan potongan rambut (maks. 6 ").
D/E or D/3 Grade All defects not permitted by C grade will generally be allowed on D grade. More sound and dark pin knots, repaired knot holes, longer putty repaired veneer splits will be allowed, but the number of knot holes is the major determining factor. The “E” back grade borders in grade and similarity to the #4 or reject back grade on ANSI/HPVA standards.
NOTE: The majority of these panels are laid up on a Chinese Poplar core. IT IS VERY IMPORTANT TO UNDERSTAND THE APPLICATION OF THE PANEL.
B Grade: often used for upper-end cabinetry, architectural millwork, and furniture.
C Grade: used primarily on paint grade type applications, in lower-end case work, and for cabinet interiors in upper-end cabinetry.
D Grade: used for non-visible cabinet parts.


Russian (Baltic) Birch Grade Rules
B Grade One piece sanded face with even color. No patches, voids or mineral streaks allowed.
BB Grade One piece sanded face with generally even color. Slight pin knots and mineral streaks allowed. Open knots and defects are cut out and replaced with oval patches.
CC Grade Karakteristik alami kayu diperbolehkan. Namun, jika dibandingkan dengan "BB Grade", karakteristik berikut diizinkan: Warna, simpul mati dan potongan kasar (jika disedot dengan baik), dan potongan rambut (maks. 6 ").
CP Grade This is a fall down from BB with more patches on the face that may not always be matched for color. Splits less that 0.5 mm are allowed.
C Grade Un-sanded face that allows patches, open knots and veneer splits.
NOTE: Russian Birch panels are a consistent specie throughout the panel (core and face and back veneer).


Note: Only a member of this blog may post a comment.